Heinz Fischer Terpilih Kembali Menjadi Presiden Austria




Vienna, senin - Seperti telah diperkirakan sebelumnya, kandidat presiden petahana Austria, Heinz Fischer (71), menang mudah atas lawan-lawannya. Heinz, dari Partai Demokrat Sosial, meraih 78,0 persen suara pada pemilu, Minggu (25/4), dan akan berkuasa selama enam tahun ke depan.


Rival terdekat Fischer, Barbara Rosenkranz (51) dari partai ekstrem kanan, Partai Kebebasan (FPOe), mendapat 15,6 persen. Kandidat ketiga, Rudolf Gehring (61) dari partai kecil, Partai Kristen Austria, mendapat 5,4 persen.

Partisipasi pemilih hanya 49,2 persen, turun jauh dibandingkan enam tahun lalu saat Fischer pertama kali terpilih dengan partisipasi sebanyak 70 persen.


”Saya sangat senang dan berterima kasih kepada rakyat Austria karena telah begitu percaya kepada saya,” kata Fischer dalam pidato yang disiarkan di televisi.

Sementara Rosenkranz mengklaim dia dan keluarganya adalah korban dari ”perburuan penyihir”. ”Ini benar-benar bukan kampanye pemilu yang adil. Saya kira semua orang melihatnya,” ujar Rosenkranz.

Kandidat ekstrem kanan yang juga berposisi antiimigran dan anti-Uni Eropa itu telah mencuatkan kontroversi dengan pencalonannya. Dia dikecam karena menggugat undang-undang anti-Nazi, yang dinilainya bertentangan dengan kebebasan berekspresi. Suami Rosenkranz, Horst Jakob Rosenkranz, pernah menjadi anggota partai ekstrem kanan yang dilarang di Austria.

Pemilu presiden pada Minggu itu dinilai sebagai ukuran sentimen ekstrem kanan di negara yang masih tercoreng oleh kaitannya dengan Holocaust. Analis menilai, kemenangan Fischer jadi tamparan bagi Partai Kebebasan yang berharap bisa merebut kemenangan dalam pemilu kunci di Vienna pada musim gugur ini.
”FPOe keluar dari pemilu kali ini dengan poin minus yang besar. Mereka tidak mendapat momentum yang mereka harapkan,” kata Ferdinand Karlhofer, Ketua Jurusan Ilmu Politik University of Innsbruck.

Sepanjang hidup

Bagi Fischer, kemenangan ini makin mengukuhkan pencapaiannya dalam dunia politik, yang telah ditekuni hampir sepanjang hidupnya. Sebagai politisi, dia dikenal karena kehati-hatian dan diplomasi.

Persentuhannya dengan dunia politik diawali tahun 1956 saat Fischer berusia 18 tahun sebagai mahasiswa yang memprotes penumpasan berdarah Uni Soviet atas pemberontakan Hongaria. Setelah menyandang gelar sarjana hukum dari University of Vienna tahun 1961, Fischer dengan cepat memperoleh posisi di Partai Demokratik Sosial (SPOe), lalu masuk ke parlemen sebagai wakil ketua tahun 1971-2004.

Selama periode itu, Fischer menjalankan tugas singkat di pemerintahan sebagai menteri sains dan riset (1983-1987), sebelum terpilih sebagai ketua parlemen tahun 1990 dan tiga kali terpilih kembali. Antara tahun 1992 dan 2004, dia juga menjadi wakil presiden Partai Sosialis Eropa.

Pria beralis tebal yang pendiam tetapi murah senyum itu terpilih sebagai presiden Austria pada 25 April 2004 setelah mengalahkan kandidat konservatif, Benita Feero-Waldner, yang kemudian menjadi komisaris Uni Eropa untuk hubungan eksternal.

Sifat kebapakan dan tutur kata lembut membuat Fischer seperti ketenangan di Hofburg, bekas istana kerajaan dan kini menjadi istana kepresidenan Austria.

Dia menolak ditarik ke dalam perseteruan antarpartai. Setelah menjabat, dia memilih melepaskan diri dari keanggotaan partai dan menjadi independen.

Sebagai mantan dosen di University of Innsbruck, Fischer kerap membumbui pidatonya dengan peribahasa Latin dan kutipan-kutipan sastra. Fischer menikah dengan Margit dan dikaruniai dua anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Ambigos Tiada Hari Tanpa Meng-Update Ambigos Setiap Harinya!
 

About Me

Foto saya
Ahmad Restu (lahir Jakarta, 1 Mei 1993) adalah seorang alumnus SD Negeri Tugu Selatan 02 Petang, SMP Negeri 136 Jakarta, dan hingga saat ini duduk di bangku sekolah SMK Negeri 36 Jakarta mengambil jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ).

Follow On Facebook

Follow Now!

RSS Feed

Ambigos Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template